Klasifikasi Buah Mundu.
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Class: Magnoliopsida
Ordo: Theales
Family: Clusiaceae
Genus: Garcinia
Spesies: Garcinia dulcis
Mundu atau Garcinia dulcis merupakan sejenis pohon buah-buahan yang semakin langka anggota genus Garcinia yang berkerabat dekat dengan manggis (Garcinia mangostana) dan asem kandis (Garcinia parvifolia). Mundu dipercaya sebagai tanaman buah asli Indonesia yang hanya tumbuh di Jawa dan sebagian Kalimantan, meskipun tumbuhan ini juga tumbuh di Filipina dan Thailand. Mundu termasuk buah asli Indonesia, namun dikategorikan buah-buahan minor, buah-buahan yang dianggap kurang penting. Tak mengherankan tumbuhan ini semakin jarang ditemukan di Kota Semarang karena tidak banyak lagi yang menanamnya. Karena dianggap tidak bernilai ekonomi pula, banyak yang menebangnya, dan menggantikannya dengan tanaman lain yang lebih menguntungkan. Padahal dulu, menurut cerita, salah satu daerah di Kota Semarang, Kedungmundu berasal dari nama buah itu. Konon di wilayah Kedungmundu banyak tumbuh liar tanaman jenis ini. Meski langka, buah mundu banyak memiliki kandungan zat-zat penting yang tentu saja baik untuk kesehatan tubuh, karena dalam buah mundu terkandung beberapa senyawa antara lain flavanoid, tonin, saponin dan masih banyak lagi.
Berikut beberapa manfaat yang terdapat pada Buah Mundu.
1. Sebagai Penurun Demam dan Anti Inflamasi
Manfaat buah mundu adalah mampu mengatasi demam dan juga bersifat anti inflamasi. Sebab, di dalam buah ini memang terkandung senyawa yang dibutuhkan tubuh untuk mengatasi inflamasi. Sehingga kini, meski termasuk dalam jenis buah minor, mundu tetap dicari masyarakat karena khasiatnya yang mampu redakan demam juga sifatnya dan dapat menjadi anti inflamasi ini.
2. Mengatasi Nyeri dan Sembuhkan Luka
Manfaat buah mundu yang lain ternyata juga dikenal mampu mengatasi nyeri juga membantu proses penyembuhan luka. Dengan mengkonsumsinya secara teratur, kita bisa terhindar dari rasa nyeri dan luka tersebut. Manfaat buah gundu berikutnya dipercaya mampu atasi pembengkakan ataupun gondok. Buah ini dapat menjadi salah satu pilihan yang dapat mengatasi masalah akibat kekurangan yodium ini dengan cara mengkonsumsinya secara teratur.
3. Mengatasi Sariawan dan Bau Mulut
Masalah pada mulut yang terbilang banyak dialami masyarakat adalah sariawan dan bau mulut. Apalagi, memang banyak kebiasaan sepele yang tidak disadari bisa menyebabkan bau mulut. Seperti merokok, makan makanan yang berbau menyengat, dan sebagainya.
4. Mengatasi Gondok dan Pembengkakan
Manfaat buah gundu berikutnya dipercaya mampu atasi pembengkakan ataupun gondok. Buah ini dapat menjadi salah satu pilihan yang dapat mengatasi masalah akibat kekurangan yodium ini dengan cara mengkonsumsinya secara teratur.
5. Mengatasi Malaria
Selain anti inflamasi, mundu juga dipercaya sebagai anti malaria. Kandungan senyawa yang ada di dalamnya mampu menjadi salah satu zat anti malaria yang bermanfaat untuk kesehatan. Selain itu, buah mundu juga banyak digunakan masyarakat sebagai obat pencahar, mengobati masalah gangguan pada empedu, juga pucuk daun mundu muda banyak digunakan sebagai obat diare. Namun, meski ada banyak manfaat buah mundu, masih dibutuhkan penelitian lanjutan yang lebih komprehensif untuk melihat efektifitas buah mundu untuk berbagai masalah kesehatan diatas.
Cara pengolahan menjadi salah satu produk
Buah mundu yang sudah masak akan berpigmen kuning dan menjadi indikator keberadaan karoteonoid . Adanya karotenoid ini bisa menjadi potensi sebagai pigmen alami . Selama ini pigmen alami sudah banyak yang tergusur oleh pigmen kimia sintetis yang banyak beredar di pasaran . Pigmen kimia sintetis berpotensi bahaya terhadap kesehatan manusia . Pigmen kimia sintetis dapat menyebabkan gangguan kesehatan , pemicu kanker , dan keracunan . Adanya potensi bahaya tersebut , membuat masyarakat ingin memanfaatkan pigmen alami sebagai bahan tambahan pangan ( BTP ) . Adanya potensi mundu sebagai sumber pigmen warna alami bisa memberikan informasi kepada masyarakat agar bisa mengapresiasi buah mundu untuk peningkatan nilai tambahnya .
